Jumat, Maret 13, 2009

Jilbab musiman

Waktu aku masih kecil aku tidak terlalu mengerti apalah arti sebuah jilbab maklum kan mang masih kanak-kanak yang jelas sejak kecil aku sudah di suguhi menu jilbab spesial walaupun waktu itu aku belum tau apa khasiat bagi ku. ku turuti saja ketika kedua orang tuaku memakaikan sebuah jilbab mungil warna merah hati senang karna sebagian besar di desaku penuh dengan orang berjilbab mulai dari yang paling kecil hingga sampai yang tua menggunakan jilbab yang sama tapi beda modelnya.
Ya berawal dari inilah ketika aku SMA aku memakai jilbab karna waktu itu aku masih putih, jilbab berbeda dengan kerudung, jilbab adalah penutup wajah sampai bagian dada yang modelny bisa bermacam-macam sedangkan kerudung adalah penutup kepala dari kain biasanya sampai menutupi bagian bokong.
Nah waktu itu lagi hobi banget pake' jilbab dengan berbagai model ya karna lagi trendnya di kalangan anak muda secara aku juga ikut-ikutan make' biar di kiranya anak gaul walaupun masih aja kelihatan cupunya tapi adalah sedikit usaha . sampek akhirnya aku kuliah dan menemukan inovasi baru jilbab ala anak kuliahan atau lebih gaulnya MAHASISWA yap!!! karna itu mahasiswanya pada gaul loch secara aku yang dari desa ketinggalan banget atau lebih jadulnya aku gak modis alias ketinggalan jaman hehehe
Tapi gak apalah karna masih baru kuliah aku msih belum tau seberapa dekat dunia kuliah, ku jalani saja apa yang aku bawa dari dulu aku orang yang tidak terlalu peduli dengan ini terutama masalah jilbab yang merupakan kewajiban bagi setiap orang muslim maka kewajiban memakai jilbab merupakan salah satu syarat yang harus di jalankan selain kewajibn lainnya yaitu sholat.
Berangkat dari itu aku sudah menyelami arti penting sebuah jilbab, setelah lama aku memenilik dan mengamati lingkungan sekitar Telang, yaitu daerah kosan selama kurang lebih 3 tahun dan sekarang hampir lalu fenomena jilbab sudah mulai keliatan batang hidung yang paling menonjol dan paling membuat hatiku miris, sakit, termehek-mehek, betapa tidak ternyata sebagian dari warga anak kulihan hanya 10% mungkin presentase manusia khususnya cewek yang mengerti apa sebenarnya jilbab termauk aku di dalamnya yang kurang memahaminya.

Ada beberapa tipe model jilbab yang lagi trend ala anak kampus ini:
1.jilbab di bawah dada
2.jilbab di ata dada

Kejadian paling sering aku lihat adalah si Noni sebut saja begitu dia seorang yang memakai jilbab ketika ke kampus tapi beberapa hari kemudian aku bertemu dengan dia di jalan dan melepas jilbabnya, sempat aku pangling ketika dia negor aku aku agak kaget campur heran dengan kemiripanya dengan kebiasaanku, ada pula yang memakai jilbab tapi dengan kostum seksinya dan itu lagi marak dengan celana jins ketat, baju ketat, dan jilbab ketak tipe jilbab di atas dada, tapi setelah lama kemudian menyusul Lala, Tari, Lola, Mori, Rinta, dan sederet nama lainnya yang hanya aku tau wajahnya saja. Begitupun sama halnya dengan kampus lain yang notabenenya seperti Surabaya dan kota besar lainnya yang sempat aku lihat cuplikannya kejadiannya sama dengan cewek di atas dari sini Mulai terbit pikirannku untuk menyelidiki kasus ini sepele mungkin tapi ini suatu permainan baru.
Setelah aku menjadi hijau Ku mulai mencari beberapa responden untuk mengetahui ada modus apa di balik kasus ini, ku susun berbagai pertanyaan di memori dan mulai mencari jawabanya:
  • " aku pakai jilbab cuma ke kampus saja biar sopan di luar itu ya sudah gerah mbk gian biar bisa bergaul lebih bebas"
  • " pake' jilbab waktu penting aja atau ada acara khusus seperti nyelawat doang"
  • " jilbab oke tapi mengikuti trend di tv atau majalah"
  • "iseng nyoba2 sapa tau co2k katanya"

Ada kisah tentang ini suatu malam terjadi penggerebekan di sebuah kosan putri, kejadiannya setelah di ketahui Mika sebut saja begitu, dia di temukan berdua dalam sebuah kamar (maaf) tanpa busana bersama sang cowok. malam itu seperti biasa sang cowok apel malam di ruang tamu sampek akhinya mereka berdua menghilang tampa ada yang tau kemana perginya
,karna penasaran pemilik kosan yang kebetulan satu rumah membuka kamarnya yang ternyata di kunci dari kamar lecurigaanpun mulai benar, pintupun di buka paksa. Mika kaget reflek si cowokpun berniat kabur mungkin karna malu. singkatya malam itu mereka di marahin habis2san dan kedua orang tua keduanya di panggil beserta penghulu dan merekapun di nikahkan malam itu juga.
Itu sepenggal cerita masih banyak lagi yang tentunya sudah beredar, keberadaan pemakaian jilbab tidak membuat aman pemakainya, jilbabnya di kalahkan oleh hawa nafsu walaupu harapan bingkainya di liputi rasa aman ternyata tidak membuat jilbab makin di senyumi tapi di cibiri tidak heran jika banyak orang yang meragukan untuk memakainya.
Dan akhirnya jilbab hanya di konsumsi untuk iseng-iseng saja, sebagai tameng kebutuhan terakhir yang tidak penting yang biasanya tidak perlu di pikirkan dan jangan salahkan sapa-sapa kalau akhirnya banyak yang meragukan keberadaan jilbab, dan jilbabpun semakin lengser.

Pas jika penutup jilbab ini tidak ada gunanya bagi sama sekali mending tidak usah pake' daripada mengotori wajah kalian juga Allah yang telah mewajibkan memakainya tapi manusia sendiri yang melumurinya dengan mempermainkan dan mencampakkan jilbab sebagai lap yang hanya sekali di pakai jika gak perlu di buang!!
Kasihan sekali manusia yang selalu memperdebatkan masalah jilbab dan tetek bengek problem lainnya, tapi kenyataannya mereka sendiri yang mengotorinya lalu di daur ulang, kotori lagi, di ambil lagi dasar.
Wahai para cewek-cewek kita ini hawa yang seharusnya jadi tangan yang dapat memberi pelukan hangat, yang dapat memberi kesejukan ketika banyak mata memerlukan. kepantasan memang berada di tangan kalian semua.

Minggu, Maret 08, 2009

tidak lagi

aku tak bisa melihat, aku tak bisa mendengar , aku tak bisa berkata
ketika yag ku lihat adalah kesedihan
ketika yang ku dengar adalah kebohongan
ketika yang kau ucapkan adalah dusta
aku hanya ingin dengar kepastian,
aku hanya ingin lihat kejujuran,
dari semua mulut yang pernah berkata
aku membaca mantra dari bibir mulusmu itu
yang terdengar hanya bisikan haus penuh kepalsuan
aku ingin melihat wajahmu itu tapi yang keluar hanya kebencian
aku ingin berkata tapi suara itu tak terdengar indah lagi di teligaku
jenuh dan gila semakin menjadi
kegilaan itu semakin menjadi
jadi batu yang selalu di sesali